MANAJEMEN KELAS
Oleh: Hadi
Purwanto & Amanatu Kuncoro Alkusyairi
A. Pendahuluan
Kelas merupakan tempat yang dihuni oleh sekelompok manusia dengan
berbagai latar belakang, karakter, kepribadian, tingkah laku, dan emosi yang
berbeda beda. Karena itu dalam upaya mengelola diperlukan banyak hal guna
mempermudah tugas manajemen itu sendiri.
Masalah utama dalam upaya mengelola kelas adalah siswa itu sendiri.
Artinya pengelolaan kelas dilakukan tidak lain untuk meningkatkan dan
mempertahankan gairah siswa dalam belajar baik secara berkelompok maupun secara
individual.
Guru adalah tenaga profesional. Guru berperan sebagai
pengelola aktivitas yang bekerja berdasar pada kerangka acuan pendekatan manajemen kelas. Peran seorang guru pada pengelolaan kelas sangat penting khususnya dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Itu karena secara prinsip, guru memegang dua tugas sekaligus masalah pokok, yakni pengajaran dan pengelolaan kelas.Tugas sekaligus masalah pertama, yakni pengajaran, dimaksudkan segala usaha membantu murid dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sebaliknya, masalah pengelolaan berkaitan dengan usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pembelajaran.
pengelola aktivitas yang bekerja berdasar pada kerangka acuan pendekatan manajemen kelas. Peran seorang guru pada pengelolaan kelas sangat penting khususnya dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Itu karena secara prinsip, guru memegang dua tugas sekaligus masalah pokok, yakni pengajaran dan pengelolaan kelas.Tugas sekaligus masalah pertama, yakni pengajaran, dimaksudkan segala usaha membantu murid dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sebaliknya, masalah pengelolaan berkaitan dengan usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran berbanding
lurus dengan ketidakmampuan guru mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu
seperti prestasi belajar murid rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas
ukuran yang ditentukan.
Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi
terkait dengan berbagai faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama
yang dilakukan guru tidak lain adalah untuk meningkatkan kegairahan murid baik
secara berkelompok maupun secara individual.
Adapun batasan
penulisan makalah ini agar lebih terarah penulis hanya menjelaskan tentang: (1)
konsep manajemen kelas, (2) Ruang lingkup manajemen kelas, (3) prinsip dan
tujuan manajemen kelas, (4) pendekatan dalam manajemen kelas, (5) Faktor yang
mempengaruhi manajemen kelas.
B. Manajemen Kelas
1. Konsep Manajemen
Kelas
Salah satu indicator
yang menyatakan bahwa seorang guru yang professional adalah memeiliki kemampuan
memanajemen kelas, yaitu menyediakan suasana yang kondusif untuk berlangsungnya
proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Manajemen merupakan
kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan
suatu kegiatan baik secara perorangan maupun bersama orang lain atau melalui
orang lain dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara produktif, efektif dan
efisien.
Sedangkan kelas adalah
suatu kelompok siswa yang pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama
dari guru yang sama. Dan yang dimaksud dengan kelas bisa bukan hanya kelas yang
merupakan ruangan yang dibatasi dinding tempat para siswa berkumpul bersama
untuk mempelajari segala yang disajikan oleh pengajar tetapi lebih dari itu
kelas merupakan suatu unit kecil siswa yang berinteraksi dengan guru dalam
proses belajar mengajar dengan beragam keunikan yang dimiliki.
Lingkungan kelas
mempengaruhi kemampuan siswa untuk focus dan menyerap informasi. Bila suasana
dan kondisi di dalam kelas berantakan, maka mereka akan menganggap bahwa
belajar itu tidak nyaman, melelahkan dan kuno. Sebaliknya, bila lingkungan
ditata dengan baik, bersih, sehat, dan nyaman, serta, mampu mendukung
pembelajaran, maka mereka memiliki pandangan bahwa belajar itu menyenangkan dan
mengasyikkan.
Manajemen kelas adalah
suatu segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar yang efektif
dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai
dengan kemampun. Atau dapat dikatakan bahwa manajemen kelas merupakan usaha
sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis. Usaha
sadar ini mengarah pada penyiapan bahan ajar, penyiapan sarana dan alat peraga,
pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi/kondisi proses belajar mengajar
dan pengaturan waktu sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan
kurikuler dapat tercapai.
Terdapat dua macam permasalahan dalam manajemen kelas yang akan dihadapi, yaitu :
a) Masalah
Individual
Dalam
masalah individual meliputi:
1)
pola perilaku mencari perhatian (Attention getting behaviors)
2)
pola perilaku menunjukkan kekuatan (Power seeking behaviors)
3)
pola perilaku menunjukkan balas dendam (Revenge seeking behaviors)
4)
peragaan ketidakmampuan (Helplessness)
Keempat masalah individual tersebut akan tampak dalam berbagai
bentuk tindakan atau perilaku menyimpang, yang tidak hanya akan merugikan
dirinya sendiri tetapi juga dapat merugikan orang lain atau kelompok.
b) Maslah kelompok
Dalam maslah kelompok
meliputi:
1) Kelas kurang kohesif, karena alasan jenis
kelamin, suku, tingkatan sosial ekonomi, dan sebagainya.
2) Penyimpangan dari norma-norma perilaku yang
telah disepakati sebelumnya.
3) Kelas mereaksi secara negatif terhadap salah
seorang anggotanya.
4)
"Membombong” anggota kelas yang melanggar norma kelompok.
5)
Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang
tengah digarap.
6)
Semangat kerja rendah atau semacam aksi protes kepada guru, karena
menganggap tugas yang diberikan kurang fair. Kelas kurang mampu menyesuakan
diri dengan keadaan baru.
2. Ruang Lingkup Manajemen
Kelas
Ruang lingkup dalam
manajemen kelas dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
a)
Pengelolaan kelas yang
memfokuskan pada hal-hal yang bersifat fisik.
b)
Pengelolaan kelas yang
memfokuskan pada hal-hal yang bersifat non fisik.
Pengelolaan kelas yang
bersifat fisik ini meliputi pengadaan dan pengaturan ventilasi, tempat duduk siswa,
alat-alat pelajaran dan lain-lain sebagai inventaris kelas.
Hal-hal yang bersifat
nonfisik berkaitan dengan pemberian stimulus dalam rangka membangkitkan dan
memepertahankan kondisi motivasi siswa untuk secara sadar berperan aktif dan
terlibat dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Manivestasinya
dapat berbentuk kegiatan, tingkah laku, suasana yang diatur atau diciptakan.
Guru dengan menstimulasi siswa agar ikut serta berperan aktif dalam proses
pendidikan dan pembelajaran secara penuh.
3. Prinsip dan Tujuan
Pengelolaan Kelas
Secara umum faktor yang mempengaruhi manajemen kelas dibagi menjadi
dua golongan yaitu, faktor intern dan faktor ekstern siswa. Faktor intern siswa
berhubungan dengan masalah emosi, pikiran, dan perilaku. Kepribadian siswa
denga ciri-ciri khasnya masing-masing menyebabkan siswa berbeda dari siswa
lainnya sacara individual. Perbedaan sacara individual ini dilihat dari segi
aspek yaitu perbedaan biologis, intelektual, dan psikologis.
Faktor ekstern siswa terkait dengan masalah suasana lingkungan
belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa, dan sebagainya.
Masalah jumlah siswa di kelas akan mewarnai dinamika kelas. Semakin banyak
jumlah siswa di kelas, misalnya dua puluh orang ke atas akan cenderung lebih
mudah terjadi konflik. Sebaliknya semakin sedikit jumlah siswa di kelas
cenderung lebih kecil terjadi konflik.
Sedangkan Prinsip-prinsip dalam manajemen kelas yang
dikemukakan oleh Djamarah adalah sebagai berikut:
a)
Hangat dan Antusias
Hangat dan Antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru
yang hangat dan akrab pada anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya
atau pada aktifitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan
kelas.
b)
Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja, atau bahan-bahan yang
menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi
kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.
c)
Bervariasi
Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi
antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan
perhatian siswa. Kevariasian ini merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan
kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
d)
Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya
dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim
belajarmengajar yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya
gangguan seperti keributan siswa, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas
dan sebagainya.
e)
Penekanan pada Hal-Hal yang Positif
Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan
pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang
negative. Penekanan pada hal-hal yang positif yaitu penekanan yang dilakukan
guru terhadap tingkah laku siswa yang positif daripada mengomeli tingkah laku
yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan
yang positif dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat
mengganggu jalannya proses belajar mengajar.
f)
Penanaman Disiplin Diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat
mengembangkan dislipin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan
mengendalikan diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus disiplin
dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal.
Sedangkan tujuan
manajemen kelas secara umum adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam
kegaiatan belajar siswa dalam lingkungan social, emosional dan intelektual
dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan
bekerja, terciptanya suasana social yang memberikan kepuasan, suasana disiplin,
perkembangan intelektual, emosional dan sikap apresiasi para siswa.
Secara khusus yang
menjadi tujuan pengelolaan kelas adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam
menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan
siswa belajar dan bekerja, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang
diharapkan.
4. Pendekatan
Pengelolaan Kelas
Dalam rangka menciptakan suasana belajar
yang kondusif dalam proses pembelajaran, seorang guru harus memahami dan dapat
memilih pendekatan yang tepat dalam mengelola kelas sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Berkaitan dengan hal tersebut, ada
beberapa pendekatakan dalam menajemen kelas sebagai berikut:
a)
Pendekatan Kekuasaan
Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol
tingkah laku anak didik. Peranan guru disini adalah menciptakan dan
mempertahankan situasi disiplin dalam kelas. Kedisiplinan adalah kekuatan yang
menuntut kepada anak didik untuk mentaatinya. Di dalamnya ada kekuasaan dan
norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk
norma itu guru mendekatinya.
b)
Pendekatan Ancaman
Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas
adalah juga sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik.
Tetapi dalam mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan dengan cara memberi
ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa.
c)
Pendekatan Kebebasan
Pengelolaan diartikan secara suatu proses untuk membantu anak didik
agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan
guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.
d)
Pendekatan Resep
Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu
daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh
dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di
kelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan
oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam
resep.
e)
Pendekatan Pengajaran
Pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam suatu
perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak
didik, dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah. Pendekatan ini
menganjurkan tingkah laku guru dalam mengajar untuk mencegah dan menghentikan
tingkah laku anak didik yang kurang baik. Peranan guru adalah merencanakan dan
mengimplementasikan pelajaran yang baik.
f)
Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
Sesuai dengan namanya, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu
proses untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah
mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah laku yang
kurang baik. Pendekatan berdasarkan perubahan tingkah laku (behavior
modification approach) ini bertolak dari sudut pandangan psikologi behavioral.
Program atau kegiatan yang yang mengakibatkan timbulnya tingkah
laku yang kurang baik, harus diusahakan menghindarinya sebagai penguatan
negatif yang pada suatu saat akan hilang dari tingkah laku siswa atau guru yang
menjadi anggota kelasnya. Untuk itu, menurut pendekatan tingkah laku yang baik
atau positif harus dirangsang dengan memberikan pujian atau hadiah yang
menimbulkan perasaan senang atau puas.
Sebaliknya, tingkah laku yang kurang baik dalam melaksanakan
program kelas diberi sanksi atau hukuman yang akan menimbulkan perasaan tidak
puas dan pada gilirannya tingkah laku tersebut akan dihindari.
g)
Pendekatan Sosio-Emosional
Pendekatan sosio-emosional akan tercapai secarta maksimal apabila
hubungan antar pribadi yang baik berkembang di dalam kelas. Hubungan tersebut
meliputi hubungan antara guru dan siswa serta hubungan antar siswa. Didalam hal
ini guru merupakan kunci pengembangan hubungan tersebut. Oleh karena itu
seharusnya guru mengembangkan iklim kelas yang baik melalui pemeliharaan
hubungan antar pribadi di kelas. Untuk terrciptanya hubungan guru dengan siswa
yang positif, sikap mengerti dan sikap ngayomi atau sikap melindungi.
h)
Pendekatan Kerja Kelompok
Dalam pendekatan in, peran guru adalah mendorong perkembangan dan
kerja sama kelompok. Pengelolaan kelas dengan proses kelompok memerlukan
kemampuan guru untuk menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan kelompok
menjadi kelompok yang produktif, dan selain itu guru harus pula dapat menjaga
kondisi itu agar tetap baik. Untuk menjaga kondisi kelas tersebut guru harus
dapat mempertahankan semangat yang tinggi, mengatasi konflik, dan mengurangi
masalah-masalah pengelolaan.
i)
Pendekatan Elektis atau Pluralistik
Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada
potensialitas, kreatifitas, dabn inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih
berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya. Penggunaan
pendekatan itu dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam
situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dan atau ketiga pendekatan
tersebut. Pendekatan elektis disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu
pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang
memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi
memungkinkan proses belajar mengajar berjalan efektif dan efisien. Guru memilih
dan menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan dan
selama maksud dan penggunaannnya untuk pengelolaan kelas disini adalah suatu
set (rumpun) kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas
yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan
efisien.
5. Faktor Yang
Mempengaruhi Manajemen Kelas
Berhasilnya manajemen
kelas dalam rangka mendukung terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang akan
dicapai banyak dipengaruhi oleh berbagai factor. Factor-faktor tersebut melekat
pada kondisi fisik kelas dan pendukungnya, juga dipengaruhi oleh factor non
fisik (sosio-emosional) yang melekat pada guru. Adapun factor-faktor tersebut
adalah sebagai berikut:
a) Kondisi Fisik.
Lingkungan
fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran.
Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal mendukung
meningkatnya intensitas proses pembelajaran dan mempunyai pengaruh positif
terhadap pencapaian tujuan pengajaran. Lingkungan fisik yang dimaksud meliputi:
1) Ruang tempat
berlangsungnya proses belajar mengajar.
2) Pengaturan tempat
duduk
3) Ventilasi dan
pengaturan cahaya
4) Pengaturan
penyimpanan barang-barang
b) Kondisi
Sosio-Emosional
Kondisi sosio emosional dalam kelas akan
mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar mengajar,
kegairahan siswa dan efektifitas tercapainya tujuan pengajaran. Kondisi sosio
emosional tersebut meliputi:
1) Tipe kepemimpinan
guru
2) Sikap guru
3) Suara guru
4) Pembinaan
hubungan baik
C. Penutup
Dari
uraian makalah di atas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Manajemen kelas
adalah suatu segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar yang
efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik
sesuai dengan kemampun. Atau dapat dikatakan bahwa manajemen kelas merupakan
usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis.
2. Ruang lingkup
dalam manajemen kelas dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu: manajemen kelas
yang bersifat fisik dan manajemen kelas yang bersifat non fisik.
3. Prinsif-prinsif
dalam manajemen kelas meliputi: Hangat dan Antusias, Tantangan, Bervariasi, Keluwesan, Penekanan pada
Hal-Hal yang Positif, dan Penanaman Disiplin Diri. Sedangkan tujuan manajemen kelas secara umum adalah penyediaan fasilitas
bagi bermacam-macam kegaiatan belajar siswa dalam lingkungan social, emosional
dan intelektual dalam kelas.
4. Pendekatan pendekatan dalam manjemen kelas
meliputi: Pendekatan Kekuasaan, Pendekatan Ancaman, Pendekatan Kebebasan, Pendekatan Resep, Pendekatan
Pengajaran, Pendekatan Perubahan Tingkah Laku, Pendekatan Sosio-Emosional, Pendekatan Kerja
Kelompok, Pendekatan Elektis
atau Pluralistik.
5. Factor yang mempengaruhi manajemen kelas
meliputi factor fisik dan factor nonfisik.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar,
Jakarta: Rieneka Cipta, 2006.
Hamid, Moh.
Sholeh, Metode Edu Tainment, Yogyakarta: DIVA Press, 2011.
Iskandar, Psikologi
Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), Jakarta: Referensi, 2012.
Kasim, Meilani, Pengaruh Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
di Kelas dalam http://meilanikasim.wordpress.com/2010/04/12/makalah-manajemen-kelas/ diakses pada 3
Oktober 2014.
Rahmad, Ali, meniti
Jalan Pendidikan Islam, Tulung Agung: Pustaka Pelajar, 2003.
Rukmana, Ade dan
Asep Suryana, dalam Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan
Indonesia, Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2011.
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan
Islam; Konsep, Strategi dan Aplikasi, Yogyakarta: Penerbit TERAS, 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar