Jumat, 25 Desember 2015

MANAJEMEN KELAS

MANAJEMEN KELAS


Oleh: Hadi Purwanto & Amanatu Kuncoro Alkusyairi

A.  Pendahuluan
Kelas merupakan tempat yang dihuni oleh sekelompok manusia dengan berbagai latar belakang, karakter, kepribadian, tingkah laku, dan emosi yang berbeda beda. Karena itu dalam upaya mengelola diperlukan banyak hal guna mempermudah tugas manajemen itu sendiri.
Masalah utama dalam upaya mengelola kelas adalah siswa itu sendiri. Artinya pengelolaan kelas dilakukan tidak lain untuk meningkatkan  dan mempertahankan gairah siswa dalam belajar baik secara berkelompok maupun secara individual.
Guru adalah tenaga profesional. Guru berperan sebagai
pengelola aktivitas yang bekerja berdasar pada kerangka acuan pendekatan manajemen kelas. Peran seorang guru pada pengelolaan kelas sangat penting khususnya dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Itu karena secara prinsip, guru memegang dua tugas sekaligus masalah pokok, yakni pengajaran dan pengelolaan kelas.Tugas sekaligus masalah pertama, yakni pengajaran, dimaksudkan segala usaha membantu murid dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sebaliknya, masalah pengelolaan berkaitan dengan usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran berbanding lurus dengan ketidakmampuan guru mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu seperti prestasi belajar murid rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan.
Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang dilakukan guru tidak lain adalah untuk meningkatkan kegairahan murid baik secara berkelompok maupun secara individual.
Adapun batasan penulisan makalah ini agar lebih terarah penulis hanya menjelaskan tentang: (1) konsep manajemen kelas, (2) Ruang lingkup manajemen kelas, (3) prinsip dan tujuan manajemen kelas, (4) pendekatan dalam manajemen kelas, (5) Faktor yang mempengaruhi manajemen kelas.


B.  Manajemen Kelas
1.   Konsep Manajemen Kelas
Salah satu indicator yang menyatakan bahwa seorang guru yang professional adalah memeiliki kemampuan memanajemen kelas, yaitu menyediakan suasana yang kondusif untuk berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Manajemen merupakan kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan maupun bersama orang lain atau melalui orang lain dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara produktif, efektif dan efisien.
Sedangkan kelas adalah suatu kelompok siswa yang pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama. Dan yang dimaksud dengan kelas bisa bukan hanya kelas yang merupakan ruangan yang dibatasi dinding tempat para siswa berkumpul bersama untuk mempelajari segala yang disajikan oleh pengajar tetapi lebih dari itu kelas merupakan suatu unit kecil siswa yang berinteraksi dengan guru dalam proses belajar mengajar dengan beragam keunikan yang dimiliki.
Lingkungan kelas mempengaruhi kemampuan siswa untuk focus dan menyerap informasi. Bila suasana dan kondisi di dalam kelas berantakan, maka mereka akan menganggap bahwa belajar itu tidak nyaman, melelahkan dan kuno. Sebaliknya, bila lingkungan ditata dengan baik, bersih, sehat, dan nyaman, serta, mampu mendukung pembelajaran, maka mereka memiliki pandangan bahwa belajar itu menyenangkan dan mengasyikkan.
Manajemen kelas adalah suatu segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampun. Atau dapat dikatakan bahwa manajemen kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis. Usaha sadar ini mengarah pada penyiapan bahan ajar, penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi/kondisi proses belajar mengajar dan pengaturan waktu sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai.
Terdapat dua macam permasalahan dalam  manajemen  kelas yang akan dihadapi, yaitu :
a)    Masalah Individual
        Dalam masalah individual meliputi:
1)       pola perilaku mencari perhatian (Attention getting behaviors)
2)       pola perilaku menunjukkan kekuatan (Power seeking behaviors)
3)       pola perilaku menunjukkan balas dendam (Revenge seeking behaviors)
4)       peragaan ketidakmampuan (Helplessness)
Keempat masalah individual tersebut akan tampak dalam berbagai bentuk tindakan atau perilaku menyimpang, yang tidak hanya akan merugikan dirinya sendiri tetapi juga dapat merugikan orang lain atau kelompok.
b)    Maslah kelompok
Dalam maslah kelompok meliputi:
1)       Kelas kurang kohesif, karena alasan jenis kelamin, suku, tingkatan sosial ekonomi, dan sebagainya.
2)       Penyimpangan dari norma-norma perilaku yang telah disepakati sebelumnya.
3)       Kelas mereaksi secara negatif terhadap salah seorang anggotanya.
4)       "Membombong” anggota kelas yang melanggar norma kelompok.
5)       Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah digarap.
6)       Semangat kerja rendah atau semacam aksi protes kepada guru, karena menganggap tugas yang diberikan kurang fair. Kelas kurang mampu menyesuakan diri dengan keadaan baru.

2.   Ruang Lingkup Manajemen Kelas
Ruang lingkup dalam manajemen kelas dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
a)         Pengelolaan kelas yang memfokuskan pada hal-hal yang bersifat fisik.
b)         Pengelolaan kelas yang memfokuskan pada hal-hal yang bersifat non fisik.
Pengelolaan kelas yang bersifat fisik ini meliputi pengadaan dan pengaturan ventilasi, tempat duduk siswa, alat-alat pelajaran dan lain-lain sebagai inventaris kelas.
Hal-hal yang bersifat nonfisik berkaitan dengan pemberian stimulus dalam rangka membangkitkan dan memepertahankan kondisi motivasi siswa untuk secara sadar berperan aktif dan terlibat dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Manivestasinya dapat berbentuk kegiatan, tingkah laku, suasana yang diatur atau diciptakan. Guru dengan menstimulasi siswa agar ikut serta berperan aktif dalam proses pendidikan dan pembelajaran secara penuh.

3.   Prinsip dan Tujuan Pengelolaan Kelas
Secara umum faktor yang mempengaruhi manajemen kelas dibagi menjadi dua golongan yaitu, faktor intern dan faktor ekstern siswa. Faktor intern siswa berhubungan dengan masalah emosi, pikiran, dan perilaku. Kepribadian siswa denga ciri-ciri khasnya masing-masing menyebabkan siswa berbeda dari siswa lainnya sacara individual. Perbedaan sacara individual ini dilihat dari segi aspek yaitu perbedaan biologis, intelektual, dan psikologis.
Faktor ekstern siswa terkait dengan masalah suasana lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa, dan sebagainya. Masalah jumlah siswa di kelas akan mewarnai dinamika kelas. Semakin banyak jumlah siswa di kelas, misalnya dua puluh orang ke atas akan cenderung lebih mudah terjadi konflik. Sebaliknya semakin sedikit jumlah siswa di kelas cenderung lebih kecil terjadi konflik.
Sedangkan Prinsip-prinsip dalam manajemen kelas yang dikemukakan oleh Djamarah adalah sebagai berikut:
a)   Hangat dan Antusias
Hangat dan Antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab pada anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktifitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.
b)   Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja, atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.
c)   Bervariasi
Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian siswa. Kevariasian ini merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
d)   Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim belajarmengajar yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan siswa, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.
e)   Penekanan pada Hal-Hal yang Positif
Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang negative. Penekanan pada hal-hal yang positif yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku siswa yang positif daripada mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar.
f)    Penanaman Disiplin Diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan dislipin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengendalikan diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal.
Sedangkan tujuan manajemen kelas secara umum adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegaiatan belajar siswa dalam lingkungan social, emosional dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana social yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap apresiasi para siswa.
Secara khusus yang menjadi tujuan pengelolaan kelas adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa belajar dan bekerja, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.

4.   Pendekatan Pengelolaan Kelas
Dalam rangka menciptakan suasana belajar yang kondusif dalam proses pembelajaran, seorang guru harus memahami dan dapat memilih pendekatan yang tepat dalam mengelola kelas sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Berkaitan dengan hal tersebut, ada beberapa pendekatakan dalam menajemen kelas sebagai berikut:
a)   Pendekatan Kekuasaan
Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Peranan guru disini adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas. Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada anak didik untuk mentaatinya. Di dalamnya ada kekuasaan dan norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk norma itu guru mendekatinya.
b)   Pendekatan Ancaman
Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah juga sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan dengan cara memberi ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa.
c)   Pendekatan Kebebasan
Pengelolaan diartikan secara suatu proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.
d)   Pendekatan Resep
Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam resep.
e)   Pendekatan Pengajaran
Pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam suatu perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik, dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah. Pendekatan ini menganjurkan tingkah laku guru dalam mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik. Peranan guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran yang baik.
f)    Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
Sesuai dengan namanya, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik. Pendekatan berdasarkan perubahan tingkah laku (behavior modification approach) ini bertolak dari sudut pandangan psikologi behavioral.
Program atau kegiatan yang yang mengakibatkan timbulnya tingkah laku yang kurang baik, harus diusahakan menghindarinya sebagai penguatan negatif yang pada suatu saat akan hilang dari tingkah laku siswa atau guru yang menjadi anggota kelasnya. Untuk itu, menurut pendekatan tingkah laku yang baik atau positif harus dirangsang dengan memberikan pujian atau hadiah yang menimbulkan perasaan senang atau puas.
Sebaliknya, tingkah laku yang kurang baik dalam melaksanakan program kelas diberi sanksi atau hukuman yang akan menimbulkan perasaan tidak puas dan pada gilirannya tingkah laku tersebut akan dihindari.
g)   Pendekatan Sosio-Emosional
Pendekatan sosio-emosional akan tercapai secarta maksimal apabila hubungan antar pribadi yang baik berkembang di dalam kelas. Hubungan tersebut meliputi hubungan antara guru dan siswa serta hubungan antar siswa. Didalam hal ini guru merupakan kunci pengembangan hubungan tersebut. Oleh karena itu seharusnya guru mengembangkan iklim kelas yang baik melalui pemeliharaan hubungan antar pribadi di kelas. Untuk terrciptanya hubungan guru dengan siswa yang positif, sikap mengerti dan sikap ngayomi atau sikap melindungi.
h)   Pendekatan Kerja Kelompok
Dalam pendekatan in, peran guru adalah mendorong perkembangan dan kerja sama kelompok. Pengelolaan kelas dengan proses kelompok memerlukan kemampuan guru untuk menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan kelompok menjadi kelompok yang produktif, dan selain itu guru harus pula dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik. Untuk menjaga kondisi kelas tersebut guru harus dapat mempertahankan semangat yang tinggi, mengatasi konflik, dan mengurangi masalah-masalah pengelolaan.
i)     Pendekatan Elektis atau Pluralistik
Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada potensialitas, kreatifitas, dabn inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya. Penggunaan pendekatan itu dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dan atau ketiga pendekatan tersebut. Pendekatan elektis disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi memungkinkan proses belajar mengajar berjalan efektif dan efisien. Guru memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dan penggunaannnya untuk pengelolaan kelas disini adalah suatu set (rumpun) kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien.
5.   Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Kelas
Berhasilnya manajemen kelas dalam rangka mendukung terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang akan dicapai banyak dipengaruhi oleh berbagai factor. Factor-faktor tersebut melekat pada kondisi fisik kelas dan pendukungnya, juga dipengaruhi oleh factor non fisik (sosio-emosional) yang melekat pada guru. Adapun factor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
a)    Kondisi Fisik.
        Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal mendukung meningkatnya intensitas proses pembelajaran dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran. Lingkungan fisik yang dimaksud meliputi:
1)   Ruang tempat berlangsungnya proses belajar mengajar.
2)   Pengaturan tempat duduk
3)   Ventilasi dan pengaturan cahaya
4)   Pengaturan penyimpanan barang-barang
b)    Kondisi Sosio-Emosional
Kondisi sosio emosional dalam kelas akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar mengajar, kegairahan siswa dan efektifitas tercapainya tujuan pengajaran. Kondisi sosio emosional tersebut meliputi:
1)   Tipe kepemimpinan guru
2)   Sikap guru
3)   Suara guru
4)   Pembinaan hubungan baik

C.  Penutup
    Dari uraian makalah di atas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.   Manajemen kelas adalah suatu segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampun. Atau dapat dikatakan bahwa manajemen kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis.
2.   Ruang lingkup dalam manajemen kelas dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu: manajemen kelas yang bersifat fisik dan manajemen kelas yang bersifat non fisik.
3.   Prinsif-prinsif dalam manajemen kelas meliputi: Hangat dan Antusias, Tantangan, Bervariasi, Keluwesan, Penekanan pada Hal-Hal yang Positif, dan Penanaman Disiplin Diri. Sedangkan tujuan manajemen kelas secara umum adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegaiatan belajar siswa dalam lingkungan social, emosional dan intelektual dalam kelas.
4.   Pendekatan pendekatan dalam manjemen kelas meliputi: Pendekatan Kekuasaan, Pendekatan Ancaman, Pendekatan Kebebasan, Pendekatan Resep, Pendekatan Pengajaran, Pendekatan Perubahan Tingkah Laku, Pendekatan Sosio-Emosional, Pendekatan Kerja Kelompok, Pendekatan Elektis atau Pluralistik.
5.   Factor yang mempengaruhi manajemen kelas meliputi factor fisik dan factor nonfisik.


DAFTAR PUSTAKA

Djamarah,  Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rieneka Cipta, 2006.

Hamid, Moh. Sholeh, Metode Edu Tainment, Yogyakarta: DIVA Press, 2011.

Iskandar, Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), Jakarta: Referensi, 2012.

Kasim, Meilani, Pengaruh Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di Kelas  dalam http://meilanikasim.wordpress.com/2010/04/12/makalah-manajemen-kelas/ diakses pada 3 Oktober 2014.

Rahmad, Ali, meniti Jalan Pendidikan Islam, Tulung Agung: Pustaka Pelajar, 2003.

Rukmana, Ade dan Asep Suryana, dalam Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2011.  

Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam; Konsep, Strategi dan Aplikasi, Yogyakarta: Penerbit TERAS, 2009.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar