Menjadi seorang guru sekarang telah menjadi pekerjaan yang dinanti oleh banyak orang. Tak heran apabila kita melihat acara acara wisuda Perguruan Tinggi dapat dipastikan Fakultas FKIP dan Tarbiyah selalu menjadi yang terbanyak.
Hal ini bermula ketika program sertifikasi guru dilaksanakan, sebelumnya menjadi seorang guru hanya dipandang sebelah mata karena penghasilan seorang guru sangat minim bahkan ada yg tidak digaji.
Namun perubahan 180 derajat terjadi ketika para guru bersertifikasi memdapatkan tunjangannya. Tunjangan guru sertifikasi ini lumayan yaitu satu kali gaji pokok untuk guru PNS dan Rp.1,5jt untuk guru NonPNS.
Namun penghasilan yang didapat itu masih belum bisa merubah kualitas pendidikan kita secara signifikan. Padahal sudah semestinya ketika penghasilan meningkat maka kualitas pun wajib meningkat.
Untuk itu guru wajib kreatif untuk meimbangi penghasilan tunjangan profesi yang didapatnya. Tidak hanya datang mengajar dan pulang, namu guru wajib membuat analisis hasil mengajarnya juga harus selalu menyiapkan bahan bahan ajar yang akan disampaikan kepada anak didiknya.
Tidak hanya itu untuk menyeimbangi penghasilan di atas guru juga paling tidak meninggalkan kebiasan-kebiasaan buruk lamanya seperti kebiasan copas (copy paste) bahan bahan administrasi mengajarnya. Guru tidak lagi hany
Copas Silabus RPP, tapi guru harus mampu memdifikasi sesuai dengan kondisi sekolahnya. Bahkan kalau mampu guru sudah bisa membuat bahan ajarnya sendiri.
Dengan demikian kekreatifan guru dapat dipastukan mampu mendongrak kualitas pendidikan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar